Papah

17.35 Posted In Edit This 0 Comments »
Aku Cuma ingin bilang makasih

“Selamat ulang tahun, Reza.”
Hari ini, Sabtu, aku genap berusia 20 tahun. Tak banyak yang aku lakukan setahun sebelumnya. Sembilan “obsesi” yang aku susun untuk satu tahun kemarin juga tidak semua tercapai, ini list yang tidak tercapai:
Lulus SNMPTN
Menggemukkan badan (paling tidak tambah lima kilogram, eh malah turun tiga kilogram karena sakit)
Dapat beasiswa Monbukagakushu (obsesi yang sangat muluk, hehehe)

Untuk usia ku yang kedua puluh tahun ini aku tidak banyak merencanakan “obsesi”, tapi cuma satu yang harus aku lakukan “aku ingin bilang makasih sama Papa”.

Sudah dua puluh tahun, ya dua puluh tahun aku hidup di dunia ini, tapi selama dua puluh tahun ini aku juga belum pernah bilang terima kasih.

Menunggu moment yang tepat. Tidak juga. Hanya saja ketka aku ingin berkata “terima kasih, Papa!”, mulut ini seperti tertutup rapat dengan kunci pembukanya yang selalu saja bengkok. Bahkan kejadian ini selalu terulang ketika hari raya.

Tahun ini aku harus berhasil. Hanya satu obsesi tahun ini. Aku Cuma ingin bilang terima kasih.

Papa
1. Manusia yang telah aku buat susah selama dua puluh tahun ini.
2. Manusia yang luar biasa sangat rela berkorban. Dia bangun paling pagi, untuk membangunkan kita sholat. Dia tidur paling malam, untuk mengecek rumah apakah sudah aman.
3. Manusia yang mendapatkan tempat kedua setelah mama (katanya). Kalau buat aku semua sama saja, sama-sama nomor satu. Mungkin karena banyak orang melihat tak ada kelebihan yang dimiliki papa. Papa memang Cuma punya satu kelebihan tapi kelebihan ini sangat dasyat yaitu membuat kita hidup dengan sesuap nasinya.
4. Manusia yang sampai botak gara-gara stress mencari sesuap nasi. Hehehe.

Papa selalu bilang Insya Allah kalau kita minta sesuatu. Tapi apakah kita pernah tahu kegundahan hatinya memikirkan permintaan kita tersebut.

Papa, terima kasih atas semua yang engkau lakukan selama dua puluh tahun ini

Terima kasih, sudah menjadi pendengar yang baik. Saat aku merengek-rengek minta sesuatu, kau hanya diam saja dan hanya bilang “Insya Allah”.

Terima kasih sudah mengajariku melipat tali sepatu ketika aku sd.

Terima kasih sudah mngeluarkan uang ratusan juta untuk menjadikan aku orang yang berguna dan mempunyai keahlian seperti ini.

Terima kasih telah mengingatkan aku di tiap waktu sholat datang.

Terima kasih karena menungguku pulang kerja walaupun sampai jam sebelas malam aku lembur.

Masih banyak kata “terima kasih” yang aku mau katakan.

Papa mudah-mudahan engkau tidak menyesal memilki anak seperti aku. Aku sangat menyayangimu Papa.

Papa, terima kasih.

0 komentar: